1. Punya Kalender Sendiri
Menurut perhitungan kalender Masehi, saat ini adalah tahun 2017. Namun, Korea Utara memiliki perhitungan sendiri.
Menurut rezim Pyongyang, sekarang masih tahun 106. Penanggalan Korut
dihitung sejak kelahiran sang pendiri negara Kim Il-sung pada 1912.
Kim Il-sung adalah ayah Kim Jong-il sekaligus kakek dari penguasa saat ini, Kim Jong-un.
Pembedaan dari kalender Gregorian yang lebih awam itu baru diterapkan pada 9 September 1997.
2. Larangan Merayakan Ulang Tahun
'Presiden Abadi' Kim Il-sung, meninggal pada 17 Desember. Sedangkan Dear Leader, Kim Jong-il, meninggal pada 8 Juli.
Dengan demikian, warga yang lahir pada tanggal itu kurang beruntung karena dilarang merayakan hari kelahirannya.
3. Tak Bebas Mengakses Internet
Andai kata ini diperuntukan untuk warga Negara Indonesia gimana yah?
Menurut perhitungan kalender Masehi, saat ini adalah tahun 2017. Namun, Korea Utara memiliki perhitungan sendiri.
Menurut rezim Pyongyang, sekarang masih tahun 106. Penanggalan Korut
dihitung sejak kelahiran sang pendiri negara Kim Il-sung pada 1912.
Kim Il-sung adalah ayah Kim Jong-il sekaligus kakek dari penguasa saat ini, Kim Jong-un.
Pembedaan dari kalender Gregorian yang lebih awam itu baru diterapkan pada 9 September 1997.
Menurut perhitungan kalender Masehi, saat ini adalah tahun 2017. Namun, Korea Utara memiliki perhitungan sendiri.
Menurut rezim Pyongyang, sekarang masih tahun 106. Penanggalan Korut
dihitung sejak kelahiran sang pendiri negara Kim Il-sung pada 1912.
Kim Il-sung adalah ayah Kim Jong-il sekaligus kakek dari penguasa saat ini, Kim Jong-un.
Pembedaan dari kalender Gregorian yang lebih awam itu baru diterapkan pada 9 September 1997.
Internet sekarang ini sudah berisi jutan domain, tapi hanya ada 28 situs web yang boleh diakses oleh warga Korea Utara.Itupun berkisar pada situs web yang biasa saja, misalnya tentang
asuransi, pendidikan, perawatan manula, berita, dan tips memasak.Selain itu, tidak mudah masuk ke internet di rumah karena komputer bukan barang terjangkau dan harus dibeli dengan izin.Jumlah penduduk Korea Utara sekitar 25 juta, tapi hanya beberapa ribu orang saja yang menggunakan internet di rumah.
4. Gaya Rambut Meniru Kim Jong-un
[Pemerintah Korut mengatur kehidupan warganya dengan ketat, bahkan sampai urusan cukur rambut.
Beberapa tahun lalu, pemerintah Korut meluncurkan kampanye patriotik
melawan kejahatan rambut panjang. Dengan judul, "Mari memangkas rambut
kita sesuai dengan gaya hidup sosialis".
kunjungan ke salon diawasi ketat para polisi rahasia. Siapapun harus
taat dan patuh mengikuti gaya rambut yang ditetapkan negara, 10 untuk
pria, 18 untuk perempuan.
Tapi belakangan, khusus mahasiswa pria, mereka harus semirip mungkin dengan pemimpin tertinggi Kim Jong-un.
Gaya rambut Kim Jong-un -- dua sisi dipangkas tipis, dengan bagian
tengah lebih tebal lebih militeristik daripada ayahnya, Kim Jong-il.
5. Desa Propaganda
Tak jauh dari zona demiliterisasi, perbatasan antara Korea Utara dan Selatan, ada sebuah kota kecil yang tampak menyenangkan.
Dari jauh, kota itu punya fasilitas lengkap: sekolah, rumah sakit, dan toko-toko di antara rumah-rumah dari beton yang kokoh.
Tapi, tidak ada seorangpun yang tinggal di sana. Area yang oleh pihak Korut disebut "Desa Perdamaian" berselimut misteri.
Sejumlah laporan menduga bahwa desa itu hanya untuk pamer kepada Korea Selatan tentang betapa hebatnya kehidupan di Korea Utara.
Dunia menyebutnya "Desa Propaganda."
6. Suporter Bola Sewaan
Mendapatkan cuti bukanlah hal yang mudah di Korea Utara, apalagi untuk keperluan liburan.
Bahkan, untuk keluar dari negara tersebut membutuhkan proses
pemeriksaan yang ketat. Tak semua orang bisa bermimpi ke luar negeri.
Jadi, cukup mengherankan melihat ribuan warga Korea Utara hadir
mendukung kesebelasan mereka dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Seperti diduga, ada penjelasan tertentu untuk itu.
Ada laporan bahwa para pendukung itu sebebarnya adalah orang-orang
sewaan, warga China yang dibayar oleh Korea Utara agar tampil
sepatriotik mungkin dalam laga Piala Dunia.
7. Tak Semua Jalan Beraspal
Korea Utara boleh saja berbangga memiliki gelanggang olah raga terbesar sedunia dengan daya tampung 150 ribu orang.
Tapi, di sisi lain, hanya kurang dari 3 persen jalan-jalan raya di kota itu yang rata dilapis aspal.
8. Pemilu Abal-Abal
Negara yang dikenal luas berada di bawah pemerintahan totaliter ternyata rutin menggelar pemilu.Pemilihan umum dilangsungkan setiap 5 tahun.Bedanya, pemberi suara hanya punya satu calon untuk dipilih -- dan
jangan coba-coba tidak memilih. Bisa dibilang, Kim Jong-un tidak
memiliki oposisi.
9. Pembuatan Film oleh Korban Penculikan
Pada 2014, muncul sebuah film
"The Interview", komedi tentang upaya 2 jurnalis Amerika Serikat untuk membunuh Kim Jong-un.
Film itu tak bakal bisa masuk ke Korut. Namun, negara yang dipimpin Dinasti Kim itu ternyata memproduksi tayangannya sendiri.
Khususnya di masa pemerintahan Kim Jong-il. Sang Dear Leader dikenal
sebagai penggemar film dan ia ingin membuat banyak tayangan yang
berkualitas -- yang menunjukan kehebatan Korut untuk propaganda.
Untuk tujuan itu, pada 1968, Kim Jong-il menculik Shin Sang-ok, seorang sutradara
Korea Selatan, dan istrinya, seorang aktris bernama Chui Eun-hee.
Selama 2 tahun, sang sutradara membuat 20 film, kebanyakan isinya
propaganda. Salah satunya 'Pulgasari', film tentang Godzilla, lengkap
dengan pesan propaganda. Sementara istrinya dikurung dalam kamar besar
di rumah musim panas 'Dear Leader'.
Namun, Shin sempat ditahan di penjara pria, selama 5 tahun, dipaksa
makan rumput nasi dan garam sebagai hukuman karena mencoba kabur.Akhirnya pada tahun 1986, pasangan tersebut diizinkan ke luar negeri
untuk menghadiri festival film di Wina. Kesempatan itu dimanfaatkan
untuk kabur. Shin dan istrinya meminta suaka ke Kedubes AS di Austria.
10. Vonis untuk Tiga Generasi
Sistem hukum di Korea Utara menerapkan hukuman pada tiga generasi bukan hanya mereka yang melanggar aturan.Jika seseorang melanggar hukum dan divonis penjara, maka seluruh kerabat terkait bisa mengalami nasib serupa.
Menurut pandangan penguasa Pyongyang, jika ada orang yang melanggar
hukum --terutama tahanan politik -- maka seluruh keluarganya termasuk
kakek-nenek, orangtua, dan anak-anak orang itu bakal ditahan atau
dikirim ke kamp kerja paksa.Aturan 'hukuman 3 generasi' itu dimulai oleh Kim Il-sung pada 1950-an.
Nah itu dia fakta mengenai Korea Utara,jadi enggak penasaran lagikan dan pastinya udah tau dong, mengenai Korea Utraa.